Oleh : Siti Nur Sa'adah (Ketua Biro Al-Qolam)
Editor
: Marie Indah Alfinnur (Sekretaris Biro Al-Qolam)
#As-Salam
28
#JemputHidayahdenganDakwah
Assalamu’alaikum warahmatullah
wabarakatuh..
Cerita ini sebenernya goresan pena
pertama yang Aku buat hehe...
So guys, this story will describe
you all who ask me “Kenapa lu bisa, padahal di kelas lu sering
tidur?” atau “Cara belajar lu gimana
dah?” atau “Dirumah lu pasti sering
ngulang pelajaran ya?” aaaaaaand etcetera
wkwkwk, masih banyak pertanyaan konyol lainnya yang terkadang membuat diri ini
sulit untuk menjawabnya, azeeeeeek.
Ok, sebenarnya moment nya lagi tepat nih. Jadi pekan ini tuh di kampusku sudah
memasuki akhir semester. Yaaa teman-teman pasti tahu kan di akhir semester itu
ada apa? Ya ya yaa, bisa jadi bisa jadi, ya yaaa, tepat sekali.... Hehe, apaan
dah... Betul, di akhir semester itu kita pasti menghadapi yang namanya ujian.
UJIAN??? Ujian buat seleksi calon menantu? Hehehe, ya enggak lah. Kalau bahasa ngetrend
nya mah UAS (Ujian Akhir Semester), ehhh memang itu deng namanya. #abaikan
Mendengar
kabar UAS, sebagian besar mahasiswa mulai rajin masuk pada pertemuan kuliah
terakhir demi mendapatkan kisi-kisi dari dosen. Benar kan? Hehehe, akupun
melakukan hal demikian. Sepekan sebelum UAS, kita meminta kepada orang tua agar
biaya semesternya dilunasi lantaran khawatir tidak bisa mengikuti UAS. Banyak
di antara kita yang menyibukkan waktu untuk belajar bersama teman-teman seperjuangan, seper-bangkuan, seper-kerja
kelompokan, seper-tempat jajanan,
dan seper-seper lainnya yang tentu di
antaranya ada yang bisa kita andalkan untuk menguasai materi.
Hmmmm, mungkin yang kusebutkan di atas
belum seluruhnya. Masih banyak kegiatan-kegiatan kita yang lainnya yang pada
hari-hari biasanya jarang kita lakukan justru kita lakukan ketika moment
menjelang UAS ini. Lebih mengejutkannya lagi, kita mulai rajin meminta sama
Yang Maha Berilmu. Setiap sholat, setiap waktu luang kita, kita sempatkan untuk
berdo’a, memohon kepada-Nya agar kita bisa berhasil menjalankan UAS, mendapat
nilai bagus, mendapat IPK cumlaude.
Sejujurnya,
Aku sendiri masih belum bisa mengerti, kenapa momentum-momentum yang seperti
ini yang bisa membuat seorang hamba bisa menghadirkan Allah dalam dirinya?
Kenapa momentum seperti ini yang membuat seorang hamba lebih giat dalam
berusaha untuk mendapatkan hasil terbaik yang diinginkannya? Kenapa harus
momentum ini juga yang bisa menggerakkan niat seorang untuk terbangun di
sepertiga malam untuk memohonkan hajat
atau sesuatu yang diinginkannya?
Oooooops, sepertinya terlalu panjang
basa-basinya. Back to the topic. UAS
memang merupakan momentum puncak bagi seorang mahasiswa untuk menguji hasil
dari pembelajaran mereka selama perkuliahan. Semua hal yang baik kita lakukan
untuk memperoleh hasil yang baik pula. Tak heran, dalam hal ibadah pun rasanya mengalami
peningkatan cukup signifikan.
Tapi,
bagiku UAS ini sama saja seperti ujian-ujian lainnya yang Allah turunkan kepada
kita dalam rangka meningkatkan derajat kita di hadapan-Nya. Finally, that’s the reason why I titled this
story with the title “UAS = Untuk
Allah Saja”.
Semua
yang kita lakukan, ya tentunya kita tujukan hanya untuk Allah. Baik ketika kita
senang, atau sedang mendapat ujian sekalipun, semuanya kita serahkan untuk
Allah. Terkadang ada manusia yang berfikir, jikalau kebahagiaan itu ia dapat
atas hasil usahanya sendiri, but ketika
kita susah, pikiran kita mengatakan bahwasanya ini ujian dari Yang Maha Kuasa. Heloooo, mau kita seneng kek, susah kek
kita tidak boleh lupa bahwa semuanya itu ada campur tangan dari Allah.
Then, kita tahu bahwa Allah akan
mengabulkan do’a hamba-Nya yang tulus disertai usahanya yang gigih agar Allah
mau membantunya untuk mencapai keinginannya. Maka, tidaklah salah kalau kita
terus meminta untuk mendapatkan hasil yang terbaik ketika UAS nanti. Yang salah
itu adalah, kita mau meminta, mengadu, memohon, dan mendekatkan diri kepada
Allah itu secara musiman. Musim UAS, musim sakit, musim ujian, dan musim-musim “buruk” lainnya yang membuat kita berdo’a
lebih sering dibanding hari-hari biasanya.
Buat
Allah mah...
-
Gak
perlu nunggu diuji baru kita meminta
-
Gak
perlu nunggu sakit baru kita memohon kesehatan
-
Gak
perlu nunggu sulit baru kita mengharap kemudahan
-
Gak
perlu nunggu sakarotul maut baru kita memohon untuk dibukakan pintu taubat.
Allah
itu Super Baik... Bayangkan saja,
keluarga sebaik apapun, kerabat sebaik apapun, bahkan sahabat sebaik apapun
yang baiknya melebihi keluarga kita sendiri, pasti akan merasa bosan jika
terus-terusan kita pinta, kita mohonkan untuk dituruti segala keinginan kita.
Kalau mereka mulai bosan memenuhi permitaan kita, jangan heran kalau sebentar
lagi mereka pasti menjauhi kita.
Berbeda
halnya dengan Allah. Allah senang dipinta... Semakin banyak permintaan seorang
hamba, semakin sayang Allah kepadanya. Semakin sering kita menyempatkan waktu
untuk-Nya, semakin sering Allah menjamah kita, semakin besar kemungkinan bahwa
Allah semakin dekat dengan kita.
Abu
Hurairah ra., berkata: Rasulullah SAW.
Bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku
terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku dalam dirinya,
maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabia ia mengingat-Ku dalam
suatu jema’ah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluq
yang lebih baik dari mereka. Apabila ia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan
mendekatinya sehasta. Apabila ia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan
mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku
akan datang kepadanya dengan berlari.” (Hadits
shahih riwayat Imam Muslim No. 4832)
Jadi teman-teman, sudah jelas kan kenapa
UAS pun harus untuk Allah saja?
Ok,
disini aku share sedikit mengenai tips-tips yang bisa teman-teman lakukan saat menjelang UAS ataupun
ketika UAS:
1. NIAT
karena Allah. Kembali lagi, UAS kita disini adalah Untuk Allah Saja
2. Makan-makanan
yang bergizi dan bernutrisi tinggi. Kurang-kurangin
makan mie atau makanan lain yang
mengandung kadar MSG yang cukup
tinggi (read: MSG = Mecin).
3. Berdo’a
dan meminta untuk diberikan kelancaran dan kemudahan dalam
menjawab semua butiran soal.
4. Berusaha
dengan cara belajar atau mengulang pembelajaran
sebisa mungkin, sampai kita bisa menilai bahwa usaha yang kita lakukan tersebut
merupakan usaha yang paling maksimal. Tapi, jangan SKS loooh (read: Sistem Kebut Semalam). Kalau sering-sering SKS nantinya jadi SKS juga (Sering Kantuk Seharian) :D
“......Sesungguhnya Allah tidak akan merubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri.....”
(QS. Ar-Ra’d {13}: 11)
5. Siapkan
tameng untuk menghalau godaan teman-teman sekitar
yang mengajak kita untuk berlaku curang ketika ujian nanti. PD aja brohhh!!! Dengan kita percaya
diri, berarti kita juga percaya sama janji Allah:
“Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.....” (QS. Al-Baqarah {2}:
286)
6. Berusaha tawakal ketika kita sudah mengerjakan semua soal semaksimal mungkin,
dan ketika kaki kita mulai melangkah meninggalkan ruangan ujian.
“Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan.” (QS. Asy-Syarh {94}: 6)
Finally, mungkin oret-oretan semacam ini sudah banyak
disebar di media sosial lainnya, yang tentunya lebih menarik, lebih keren, lebih menyentuh hati pembacanya. But, through this story I can invite you to
feel a sensation of final EXAM like I feel, LOL.
“Lu mau bisa, sertakan
Allah!”
“Lu gak paham sama
materinya, minta tolong sama Allah!”
“Lu mau tau resepnya?
Hadirkan nama Allah dalam keadaan apapun, kapanpun, dan dimanapun!”
Intinya, bagaimanapun bentuk ujiannya, ringan atau berat sekalipun
harus kita hadapi dengan menyertakan Allah di setiap tindakan kita. Pokoknya mah “Allah dulu, Allah lagi,
Allah terus.................”
SEMANGAT MENJALANKAN UAS SAUDARA-SAUDARIKU!!!
I believe WE CAN DO IT,
because ALLAH ALWAYS WITH US !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh...
#SemangatUas
#UASukses
#UntukAllahSaja
yaah kemaren udah makan mie goreng..
BalasHapusbut, thank you, May Allah is with us...Aamiin
Allahumma aamiin.. Gapapa, yang penting sepekan kedepan ditahan dulu buat gak makan mie :D
HapusSemangat Ukh :)