Minggu, 10 September 2017

SEMESTER BARU, SEMANGAT BARU


Oleh : Marie Indah Alfinnur (Sekretaris Biro Al-Qolam)
#Biro Al-Qolam
#Departemen As-Salam Charity
#As-Salam 28
#Al Fatih Generation
#LDK As-Salam
#Jemput Hidayah dengan Dakwah

Assalamu’alaykum Warrahmatullahi Wabarakatuh

“Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga.” (H.R Muslim)
Alhamdulillah....gimana nih kabarnya temen-temen? Semoga Allah melindungi dan merahmati kita semua di jalan dakwah ini, aamiin. Rasanya liburan semester ini cukup ya? Atau masih kurang? Hehe. Iyap nikmati saja liku-liku hidup ini. Sehari lagi menuju kehidupan kampus yang baru. Yuk diingat kalau besok adalah hari pertama perkuliahan kampus Universitas Trilogi Semester Ganjil.

Jangan sampai terlena dengan liburan panjangmu ya. Kumpulkan lagi semangat untuk menjalani perkuliahanmu di semester ganjil.
Ada beberapa tips menjalani perkuliahan semester baru ini ya J
1.         Luruskan niat
Susun dan luruskan niatmu dengan baik ya. Pastikan niatmu karena Allah Ta’ala ya. Niat yang baik akan menambah semangatmu untuk menjalani perkuliahanmu dengan menyenangkan Insya Allah.
2.         Pastikan alat tulis sudah masuk dalam tas
Yang belum memasukkan alat tulis ke dalam tas, yuk segera dimasukkan barang-barangnya. Jangan sampai besok kamu malah sibuk pinjam pulpen dan kertas binder temen sebelahmu ya.
3.         Cek jadwal dan kelas perkuliahanmu
Sudah sampai kampus tapi lupa ada kelas apa hari itu? Eits! Kamu bisa cek jadwal perkuliahanmu di SIAT ya. Klik KRS pada kolom sebelah kiri, nah kamu akan menemukan jadwal perkuliahan dengan mata kuliah yang tertera dan ada ruangannya lho! Hehe  jangan sampai salah jadwal ya dan salah masuk kelas orangJ.
4.         Atur kembali jadwal tidurmu
Liburan  biasanya membuatmu tidur larut malam, dan bangun telat. Segera persiapkan dirimu untuk menyalakan alarm sebelum tidur, kemudian segera istirahat. Perhatiakan adab-adab tidur yang baik.

Itu saja 4 tips-tips menjalani perkuliahan di awal semester ganjil ini. SEMANGAT dan nikmati PROSES di dunia perkuliahan semester baru ini. Dan jangan lupa dakwah yang kita jalani tetap di jalan Allah. Semoga Allah selalu berkahi proses mencari ilmunya. Aamiin ya Robbal alamin.

Wassalamu’alaykum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Sabtu, 02 September 2017

Samudra Doa Nabi Ibrahim

Samudra Doa Nabi Ibrahim

Oleh: Wa Jana dan Marie Indah Alfinnur (Majeli Syuro---Sekretaris Biro Al-Qolam LDK As-Salam)
Biro Al-Qolam
Departemen As-Salam Charity
LDK As-Salam
As-Salam 28
Al-Fatih Generation
 #JemputHidayahdenganDakwah

Assalamu’alaykum warrahmatullahi wabarokatuh J
Bulan Dzulhijjah tidak bisa dilepaskan dengan kisah kekasih Allah swt, yaitu Nabi Ibrahim AS. Semasa hidupnya, sang Nabi mempunyai banyak harapan yang beliau tu--angkan dalam berbagai lantunan doa. Ada empat harapan Nabi Ibrahim yang termuat dalam doanya. Dan harapannya, menjadi hrapan kita semua yang harus diperjuangkan.
Pertama, harapan untuk dirinya. Nabi Ibrahim sangat berharap dirinya bebas dari kemusyrikan (menyekutukan Allah). “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman, jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (QS Ibrahim: 35).
Sayyid Quthb  dalam tafsirnya berujar, “Doa ini menampakkan adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat  dikeluarkannya hati dari berbagai kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman, bertauhid kepada Allah SWT.” Demikian pentingnya iman dalam diri kita sehingga menjadi suatu prinsip (al-dhowabith) bagi seorang Muslim.

Harapan Untuk Keluarga
Kedua, harapan untuk keluarga. Mulai dari orang tuanya, “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, ‘Pantaskah kamu menjadi berhala-berhala sebagai Tuhan-Tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-An’am: 74).
Hingga anak keturunannya, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yng shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka taktala anak itu sampai(pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab, ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku  termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Shaffat: 100-102).
Nabi Ibrahim AS sangat berharap keluarganya, terutama ayahnya, meninggalkan perkara menyekutukan Allah SWT. Meskipun pada akhirnya hidayah Allah yang menentukan.
Ketiga, harapan untuk masyarakat, baik saat itu maupun hingga nanti. Bahkan, Nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar suatu saat nanti, diutus seorang rasul sekalipun ia telah tiada.
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk meeka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membaca kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (Al-Quran), dan al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah:129).

 Untuk Bangsa dan Negara
Keempat, harapan untuk bangsa dan Negara. Kecintaan Nabi Ibrahim kepada umatnya semakin terlihat saat belia pun berdoa bukan hanya untuk dirinya, keluarganya, maupun masyarakat sekitar, tetapi bangsa dan negaranya beliau doakan.

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”
Allah berfirman, “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah: 126).
Demikian harapan sang Nabi, semakin ia mendekat dan mencintai Allah, bahkan menjadi kekasih Allah, beliau semakin banyak berdoa, berharap semuanya semakin membaik. Mulai  dari diri sendiri, keluarga terdekat, masyarakat sekitar hingga bangsa dan Negara. Wallahu’alam bishawab. Wassalamu’alaykum warrahmatullahi wabarakatuh.



IDUL ADHA 1438 H


Ingatlah Idul Adha maka ingatlah sejarah dua insan dan kekasih Allah SWT
Ibrahim AS & Ismail AS.

Oleh                     : Ulfatun Tsaniyyah (Staf Biro Al-Qolam)
Editor                  : Marie Indah Alfinnur (Sekretaris Biro Al-Qolam)
Biro Al-Qolam
Departemen As-Salam Charity
LDK As-Salam
As-Salam 28
Al-Fatih Generation
 #JemputHidayahdenganDakwah

Idul Adha pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah juga dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji”, dimana kaum muslimin yang sedang menunaikan haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka semua memakai ihram, melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. Di samping Idul Adha dinamakan hari raya haji juga dinamakan “Idul Qurban”, karena pada itu Allah memberi kesempatan kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu  dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT.
Orang yang berkurban adalah orang yang berusaha mendekatkan dirinya dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia, sedangkan qurban dalam kaitan penyembelihan hewan qurban pada Hari Raya Idul Qurban diistilahkan dengan Al-udhiyyah, yang sangat dianjurkan (sunnah muakadah) untuk dilakukan oleh yang sangat dianjurkan (sunnah muakadah) untuk dilakukan oleh orang (keluarga) yang memiliki kemampuan. Allah SWT berfirman:

 Artinya: “ Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”.(QS. Al-Kautsar 108:2).
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang memiliki keleluasaan (untuk membeli hewan kurban) lalu tidak melakukannya (tidak berkurban), maka janganlah mendekati tempat shalatku” (HR. Ahmad).

v  Qurban merupakan wujud ketaatan dan kasih sayang sesama.  
                    Daging hewan qurban kemudian dibagikan kepada kaum fakir miskin yang mungkin mengalami kesulitan untuk mengkonsumsi daging, karena tidak terjangkau oleh daya beli. Saking pentingnya penyembelihan hewan qurban ini sampai Rasulullah SAW menyatakan bahwa siapa saja yang mempunyai kemampuan (keleluasaan untuk membeli seekor kambing) lalu tidak berqurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami. Juga sabdanya bahwa tidak ada amalan manusia pada Hari Raya Adha yang lebih dicintai Allah, selain mengalirkan darah hewan (maksudnya : menyembelih hewan qurban).
Penyembelihan hewan qurban dilaksanakan pada tangal 10 Dzulhijjah setelah shalat Idul Adha atau pada tanggal 11, 12, dan 13. Ketiga hari terakhir ini disebut dengan hari Tasyriq yang berarti “hari yang berlimpah dengan daging”. Penyembelihan tidak boleh dilakukan  sebelum pelaksanaan shalat Idul Adha. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda,”Barangsiapa yang menyembelih hewan qurban sebelum sholat maka harus menyembelih hewan lain untuk menggantinya. Dan barangsiapa yang belum menyembelih, maka sembelih (sesudah shalat) dan sebutlah nama Allah”.
Apabila di daerah orang yang berqurban masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi daging, maka boleh saja hewan tersebut disebarkan ke daerah-daerah yang betul-betul membutuhkan. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dan Imam yang empat serta dishahihkan oleh Imam Turmudzi dan Ibn Ribban. Rasullullah bersabda, empat jenis binatang yang tidak memenuhi syarat untuk dijadikan hewan qurban, Pertama, hewan buta (sebelah) yang jelas butanya. Kedua, binatang sakit (berpenyakit) yang jelas sakitnya. Ketiga. binatang yang pincang, yang jelas pincangnya, keempat. binatang yang sudah tua yang tidak bersum-sum”.

v  Hikmah Qurban Pada Hari Raya Idul Adha
Menyembelih hewan qurban pada Hari Raya Haji adalah juga untuk menghidupkan salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS yang mendapatkan perintah melalui mimpi untuk menyembelih anaknya yang sangat dicintainya, yaitu Nabiyullah Ismail AS, yang karena ketundukkannya kemudian Allah menggantikan dirinya dengan menyembelih seekor kibasy (domba) yang terus berlanjut sampai akhir zaman, sebagaimana diungkapkan kisahnya dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffat (37) ayat 102-111.
Selain itu qurban adalah bentuk taqarrub (usaha mendekatkan diri) kepada Allah SWT karena kasih sayang kita pada sesama manusia, terutama pada golongan fakir miskin yang membutuhkan. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini hubungan batin dan persaudaraan antara golongan yang berkecukupan dengan golongan yang berkekurangan akan terjalin. Menyayangi sesama manusia pada hakikatnya mengundang rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT dan seluruh makhluk-Nya yang ada di langit. Rasullullah SWA bersabda “Sayangilah oleh kamu sekalian sesama manusia yang ada dimuka bumi, maka pasti akan menyayangi kepada kamu makhluk yang ada di langit”.
“Karena itu jika Anda memiliki keleluasaan materi. Marilah kita syiarkan Hari Raya Haji ini dengan penyembelihan hewan qurban, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua … Aamiin”. Wassalamu’alaykum warrahmatullahi wabarokatuh J
                                                                      






Hijab Bagi Muslimah

Oleh: Nurfitriyani Barokah Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kehi...