Sabtu, 02 September 2017

Samudra Doa Nabi Ibrahim

Samudra Doa Nabi Ibrahim

Oleh: Wa Jana dan Marie Indah Alfinnur (Majeli Syuro---Sekretaris Biro Al-Qolam LDK As-Salam)
Biro Al-Qolam
Departemen As-Salam Charity
LDK As-Salam
As-Salam 28
Al-Fatih Generation
 #JemputHidayahdenganDakwah

Assalamu’alaykum warrahmatullahi wabarokatuh J
Bulan Dzulhijjah tidak bisa dilepaskan dengan kisah kekasih Allah swt, yaitu Nabi Ibrahim AS. Semasa hidupnya, sang Nabi mempunyai banyak harapan yang beliau tu--angkan dalam berbagai lantunan doa. Ada empat harapan Nabi Ibrahim yang termuat dalam doanya. Dan harapannya, menjadi hrapan kita semua yang harus diperjuangkan.
Pertama, harapan untuk dirinya. Nabi Ibrahim sangat berharap dirinya bebas dari kemusyrikan (menyekutukan Allah). “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman, jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (QS Ibrahim: 35).
Sayyid Quthb  dalam tafsirnya berujar, “Doa ini menampakkan adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat  dikeluarkannya hati dari berbagai kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman, bertauhid kepada Allah SWT.” Demikian pentingnya iman dalam diri kita sehingga menjadi suatu prinsip (al-dhowabith) bagi seorang Muslim.

Harapan Untuk Keluarga
Kedua, harapan untuk keluarga. Mulai dari orang tuanya, “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, ‘Pantaskah kamu menjadi berhala-berhala sebagai Tuhan-Tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-An’am: 74).
Hingga anak keturunannya, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yng shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka taktala anak itu sampai(pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab, ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku  termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Shaffat: 100-102).
Nabi Ibrahim AS sangat berharap keluarganya, terutama ayahnya, meninggalkan perkara menyekutukan Allah SWT. Meskipun pada akhirnya hidayah Allah yang menentukan.
Ketiga, harapan untuk masyarakat, baik saat itu maupun hingga nanti. Bahkan, Nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar suatu saat nanti, diutus seorang rasul sekalipun ia telah tiada.
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk meeka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membaca kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (Al-Quran), dan al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah:129).

 Untuk Bangsa dan Negara
Keempat, harapan untuk bangsa dan Negara. Kecintaan Nabi Ibrahim kepada umatnya semakin terlihat saat belia pun berdoa bukan hanya untuk dirinya, keluarganya, maupun masyarakat sekitar, tetapi bangsa dan negaranya beliau doakan.

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”
Allah berfirman, “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah: 126).
Demikian harapan sang Nabi, semakin ia mendekat dan mencintai Allah, bahkan menjadi kekasih Allah, beliau semakin banyak berdoa, berharap semuanya semakin membaik. Mulai  dari diri sendiri, keluarga terdekat, masyarakat sekitar hingga bangsa dan Negara. Wallahu’alam bishawab. Wassalamu’alaykum warrahmatullahi wabarakatuh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hijab Bagi Muslimah

Oleh: Nurfitriyani Barokah Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kehi...